Pemerintah kota Delhi, India, menolak peraturan wajib memakai helm bagi
para pengendara dan pembonceng wanita di negara tersebut.
Mereka beralasan, pemakaian helm adalah hal yang sensitif dan ditakutkan merusak tatanan rambut wanita India.
Diberitakan Telegraph pekan ini, sebelumnya pemerintah India mewajibkan seluruh pengendara dan penumpang kendaraan roda dua untuk memakai helm. Namun peraturan ini tidak dipatuhi sepenuhnya oleh pemerintah kota Delhi.
Sebelumnya, Pemkot Delhi mengecualikan kewajiban helm kepada penganut sikh yang mengenakan turban dan wanita. Namun, akhirnya Delhi tidak mewajibkan helm kepada seluruh wanita. Keputusan ini sempat ditentang oleh para aktivis keselamatan lalu lintas yang membawa masalah ini ke pengadilan.
Di pengadilan, Pemkot Delhi mempertahankan keputusannya. "Para pemangku kepentingan dan departemen transportasi memutuskan untuk tidak mewajibkan pemakaian helm bagi pengendara dan pembonceng motor wanita. Isu ini sensitif dan sebaiknya tidak diperpanjang," ujar Pemkot Delhi di pengadilan.
Menurut para aktivis, keputusan pemerintah Delhi ini lantaran pemakaian helm tidak populer di kalangan wanita. Helm dianggap akan merusak tatanan rambut kaum wanita, padahal untuk menata mahkotanya itu mereka memerlukan waktu yang tidak sebentar.
"Mereka menganggap helm tidak nyaman bagi rambut mereka. Memakai helm akan membuat berkeringat dan keselamatan jadi nomor dua. Wanita di India menghabiskan banyak waktu menata rambut mereka setiap hari. Pakai helm jelas akan membuat upaya mereka ini sia-sia," katra P.R Ullhas, aktivis
yang menantang pemerintah untuk mewajibkan pemakaian helm.
Jika memang ini alasannya, K K Kapila dari Federasi Jalanan Internasional mengatakan bahwa organisasinya dengan senang hati akan menyumbangkan sisir dan sikat rambut untuk para perempuan di Delhi. Semua ini akan dilakukannya agar wanita Delhi selamat dalam perjalanan.
Mereka beralasan, pemakaian helm adalah hal yang sensitif dan ditakutkan merusak tatanan rambut wanita India.
Diberitakan Telegraph pekan ini, sebelumnya pemerintah India mewajibkan seluruh pengendara dan penumpang kendaraan roda dua untuk memakai helm. Namun peraturan ini tidak dipatuhi sepenuhnya oleh pemerintah kota Delhi.
Sebelumnya, Pemkot Delhi mengecualikan kewajiban helm kepada penganut sikh yang mengenakan turban dan wanita. Namun, akhirnya Delhi tidak mewajibkan helm kepada seluruh wanita. Keputusan ini sempat ditentang oleh para aktivis keselamatan lalu lintas yang membawa masalah ini ke pengadilan.
Di pengadilan, Pemkot Delhi mempertahankan keputusannya. "Para pemangku kepentingan dan departemen transportasi memutuskan untuk tidak mewajibkan pemakaian helm bagi pengendara dan pembonceng motor wanita. Isu ini sensitif dan sebaiknya tidak diperpanjang," ujar Pemkot Delhi di pengadilan.
Menurut para aktivis, keputusan pemerintah Delhi ini lantaran pemakaian helm tidak populer di kalangan wanita. Helm dianggap akan merusak tatanan rambut kaum wanita, padahal untuk menata mahkotanya itu mereka memerlukan waktu yang tidak sebentar.
"Mereka menganggap helm tidak nyaman bagi rambut mereka. Memakai helm akan membuat berkeringat dan keselamatan jadi nomor dua. Wanita di India menghabiskan banyak waktu menata rambut mereka setiap hari. Pakai helm jelas akan membuat upaya mereka ini sia-sia," katra P.R Ullhas, aktivis
yang menantang pemerintah untuk mewajibkan pemakaian helm.
Jika memang ini alasannya, K K Kapila dari Federasi Jalanan Internasional mengatakan bahwa organisasinya dengan senang hati akan menyumbangkan sisir dan sikat rambut untuk para perempuan di Delhi. Semua ini akan dilakukannya agar wanita Delhi selamat dalam perjalanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar